Saturday 12 July 2014

Fakta Unik dari Dunia Musik

1. Judul Lagu Terpanjang

Tahukah Anda kalau ada satu lagu yang tercatat punya judul paling panjang dalam sejarah penciptaan lagu. Lagu itu berjudul I’m a Cranky Old Yank in a Clanky Old Tank on the Streets of Yokohama with my Honolulu Mama Doin’ Those Beat-o, Beat-o Flat-On-My-Seat-o, Hirohito Blues.

Hoagy Carmichael yang menulis lagu ini di tahun 1943 akhirnya membongkar rahasia kalau lagu itu awalnya hanya berjudul I’m a Cranky Old Yank namun karena ingin membuat lelucon maka judul lagu itupun ditambah lagi dengan beberapa kata.
2. Musisi Peraih Grammy Awards Terbanyak

Michael Jackson tercatat sebagai musisi yang berhasil meraih piala Grammy terbanyak dalam sejarah. Hingga akhir hayatnya, ia berhasil mengumpulkan delapan piala bergengsi ini.
3. Komposisi Piano Terpanjang dalam Sejarah

Komposisi piano terpanjang dalam sejarah adalah komposisi karya Erik Satie yang berjudul Vexations. Ada 180 not dalam komposisi ini dan sesuai dengan urutan yang dibuat sang pencipta, lagu ini harus diulang sampai 840 kali.

Vexations pertama kali dipentaskan pada bulan September 1963 di Pocket Theater, New York City dan memerlukan sepuluh pianis untuk menuntaskan lagu ini secara berantai.
4. Video Pertama yang Tayang di MTV

Video pertama yang ditayangkan di MTV adalah lagu 'Video Killed the Radio Star' milik Buggles yang diputar pada tanggal 1 Agustus 1981. Sekitar 16 tahun kemudian, pada tanggal 27 Februari 2000, MTV menayangkan lagi lagu Video Killed the Radio Star sebagai video kesatu juta yang mereka tayangkan.

Video ini juga jadi video nomor tiga yang paling sering diputar di MTV. Urutan pertama diduduki oleh Peter Gabriel lewat lagu Sledgehammer.
5. Hari Bersejarah bagi Lagu Kebangsaan Inggris

Tanggal 9 Februari 1909 tercatat sebagai hari bersejarah bagi lagu kebangsaan Inggris. Pada hari itu lagu 'God Save The King' dimainkan 17 kali berturut-turut oleh band militer Jerman di stasiun kereta api Rathenau, Brandenburg.

Alasannya, pada saat itu, Raja Edward VII yang seharusnya muncul dari dalam gerbong kereta sambil diiringi lagu ini ternyata mengalami kesulitan mengenakan seragam Field-Marshall Jerman dan band militer Jerman terpaksa harus mengulang lagu ini sampai Raja Edward VII muncul.

Misteri Baju Berlumur Darah Di Lemari Pakaian Michael Jackson


Beberapa hari setelah kematian sang megabintang Michael Jackson (50 tahun), beberapa penyidik menemukan sebuah pakaian yang berlumur darah berada di dalam lemari sang megabintang.





Penemuan tersebut kemudian terendus oleh media, dan dirilis pertama kali oleh harian The Sun. Dalam artikelnya The Sun menuliskan bahwa pakaian tersebut adalah blus wanita, dan tampak jelas bahwa bagian depannya berlumuran darah.

Pakaian tersebut tampak belum pernah terpakai, label harga $3,99 masih terpasang di pakaian tersebut. The Sun juga menampilkan beberapa gambar dari pakaian tersebut dalam artikelnya.

Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa mungkin saja pakaian tersebut digunakan untuk mengepel darah. Anehnya polisi tidak menyita pakaian tersebut sebagai barang bukti.

Pengacara terkemuka Amerika Craig Silverman, dalam pernyataannya mengatakan bahwa diluar kebiasaan polisi sebuah pakaian yang berlumur darah tidak disita sebagai barang bukti.

Silverman menambahkan juga bahwa sangat mungkin pakaian tersebut dapat memberi petunjuk yang lebih jelas mengenai sebab kematian sang megabintang. Termasuk kemungkinan bahwa Michael Jackson meninggal karena dibunuh.

Keanehan lainnya adalah pihak Kepolisian Los Angeles menolak untuk menjelaskan mengapa kaos itu tidak disita oleh detektif.
Dengan naifnya seorang juru bicara LAPD malah berkata: "Saya tidak tahu kenapa."

Dia menambahkan: "detektif kami tidak berbicara kepada media tentang penyelidikan ini sampai kita kita punya jawaban mengenai masalah ini beberapa waktu nanti"

Namun pernyataan tentang masalah ini tidak kunjung datang dari pihak kepolisian. Keberadaan pakaian tersebut dan siapa pemilik sebenarnya masih menjadi misteri hingga saat ini.

Allen Pope, Kisah Agen CIA yang Menyerang Indonesia

Belum banyak sejarah yang terungkap, dan tidak banyak yang tahu bahwa Allen Pope seorang agen CIA pernah ingin mencoba menyerang Indonesia dan mengobok-obok Indonesia kala itu. Allen Lawrence Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi. Beberapa misinya dilakukan di Asia Tenggara di antaranya saat pertempuran di Dien Bien Phu, Vietnam dan pada saat pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia. Dia tertangkap oleh tentara Indonesia ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV gagal dan tertembak jatuh.



Diduga dia tertembak jatuh oleh pesawat P-51 Mustang Angkatan Udara Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto namun kesaksian lain mengatakan dia tertembak jatuh oleh tembakan gencar yang dilakukan armada laut Angkatan Laut Republik Indonesia. Buku-buku yang menuliskan sepak terjang CIA di berbagai kancah konflik tidak lupa menyebut-nyebut nama Allen Pope.

Pope kemudian ditugasi sebagai pilot AUREV (Angkatan Udara Revolusioner) yang berpangkalan utama di Mapanget, Sulawesi Utara (sekarang Bandara Sam Ratulangi) di bawah pimpinan Mayor Petit Muharto. AUREV sendiri berkekuatan tidak kurang sekitar 10 pesawat pengebom-tempur di antaranya adalah pesawat pengebom sedang/ringan B-26 Invader dan P-51Mustang.


CIA sendiri sebenarnya sudah menyediakan 15 pesawat pengebom B-26 untuk PRRI/PERMESTA dari sisa-sisa Perang Korea, setelah dipergunakan di berbagai konflik di Kongo, Kuba dan Vietnam. Pesawat-pesawat itu disiagakan di sebuah lapangan terbang di Filipina, tempat yang juga digunakan untuk melatih para awak sebelum dikirim ke wilayah PERMESTA.

Sejumlah modifikasi dilakukan agar tidak terlalu kelihatan bahwa mereka disiapkan oleh Amerika Serikat yang memiliki teknologi maju. Di antara modifikasi yang dilakukan adalah mengubah jumlah senapan mesin yang semula memiliki enam laras pada hidung pesawat, menjadi delapan laras.

Pada tanggal 18 Mei 1958, Gugus Tugas amfibi (Amphibius task force) ATF-21 Angkatan Laut Republik Indonesia yang berkekuatan dua kapal angkut dan lima kapal pelindung type penyapu ranjau cepat, dipimpin oleh Letnan Kolonel (KKO/sekarang Korps Marinir) Hunholz dengan Kepala Staf Mayor Soedomo berlayar dengan posisi dekat Pulau Tiga lepas Ambon guna melaksanakan Operasi Mena II dalam rangka menuntaskan konflik PERMESTA dengan sasaran Morotai guna merebut lapangan terbang.


Operasi itu didukung oleh P-51 Mustang dan B-26 Angkatan Udara Republik Indonesia serta Pasukan Gerak Tjepat (PGT, sekarang Kopaskhas TNI AU). Pasukan yang turun antara lain gabungan Marinir, Pasukan Angkatan Darat KODAM BRAWIJAYA dan Brigade Mobil (BRIMOB). Di atas kapal disiagakan senjata penangkis udara berbagai type.

Tiga minggu sebelum Allen Pope ditembak jatuh, sebagai upaya cuci tangan Amerika Serikat (AS), maka Menteri Luar Negeri AS, John Foster Dulles lantang menyatakan bahwa apa yang terjadi di Sumatera adalah urusan dalam negeri Indonesia. AS tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Mengenai senjata-senjata yang terbilang mutakhir di tangan PRRI dan di Pekanbaru, Presiden AS, Dwight David Eisenhower mengadakan jumpa pers dengan memberi keterangan bahwa AS akan tetap netral dan tidak akan berpihak selama tidak ada urusannya dengan AS.

Dikatakannya bahwa senjata-senjata yang ditemukan oleh ABRI adalah senjata-senjata yang mudah ditemukan di pasar gelap dunia. Di samping itu, sudah biasa di mana ada konflik pasti akan ditemukan tentara bayaran. Apa yang dikatakan Eisenhower kemudian jadi arahan. Ketika kemudian terdengar ada penerbang AS tertangkap di Ambon dan bagaimana ia tertangkap, Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta cepat-cepat menimpali bahwa orang itu tentara bayaran.

Setelah John F. Kennedy menjadi Presiden Amerika Serikat, hubungan Amerika Serikat dengan Presiden Soekarno mengalami perbaikan. Presiden Soekarno sendiri mengatakan bahwa hanya dialah presiden AS yang mengerti jalan pikirannya. Pemerintah Amerika Serikat berusaha juga untuk membebaskan Allen Pope.Menurut Harry Rantung, suatu hari menjelang subuh pada Februari 1962 pope di bebaskan.

Fenomena Bunuh Diri Massal Pengikut NAZI di Leipzig Tahun 1945

Pada siang hari tanggal 18 April 1945, saat pasukan Amerika bergerak memasuki pinggiran kota Leipzig, Wakil Walikota serta Stadtkämmerer (Bendahara) Leipzig yang bernama Dr. Ernst Kurt Lisso beserta istrinya Renate Stephanie Lisso (née Lübbert) dan putri mereka yang berusia 20 tahun Regina Lisso melakukan bunuh diri secara berbarengan di Neues Rathaus (Aula Kota Baru). Bunuh diri tersebut dilakukan dengan menggunakan kapsul sianida.

Dengan melihat pada topi serta pita lengannya, diketahui bahwa Regina Lisso merupakan pekerja Deutsches Rotes Kreuz (Palang merah Jerman) pada saat kematiannya, sementara ayahnya sendiri telah menjadi anggota Partai Nazi dari sejak tahun 1932.

Tidak kalah dengan wakilnya, Oberbürgermeister (Walikota) Leipzig Alfred Freyberg juga bunuh diri bersama dengan istri serta putrinya di tempat yang sama dan tanggal yang sama. Ikut pula piknik ke akherat bersama mereka puluhan orang anggota Volkssturm lokal! Freyberg bernama lengkap Bruno Erich Alfred Freyberg, kelahiran 12 Juli 1892 di arsleben bei Halberstedt/Sachsen-Anhalt. Selain sebagai Oberbürgermeister, dia juga rangkap jabatan sebagai Ministerpräsident a.D., plus mempunyai pangkat di SS (Gruppenführer) serta Angkatan Darat (Leutnant der Reserve a.D.)!

Mayat keluarga Lisso tak tersentuh selama setidaknya dua hari. Foto-foto di atas, yang diambil oleh Margaret Bourke-White (fotografer untuk US Army Signal Corps) diambil tanggal 20 April 1945.

Foto-foto ini kemudian nongol di majalah LIFE pada tahun 1945 sebagai bagian dari seri foto yang mendokumentasikan fenomena bunuh diri massal yang terjadi di Jerman seiring dengan mendekatnya peperangan pada Aus der Traum (game over). Baik Bourke-White maupun LIFE sama-sama tak menikmati hak cipta atas foto-foto tersebut (juga foto-foto Perang Dunia II lainnya yang dihasilkan oleh sang fotografer perempuan itu!). Ini karena dia bekerja untuk US Army Signal Corps, sehingga hasil karyanya digolongkan sebagai properti dari Pemerintah Amerika Serikat dan, karenanya, selalu menjadi hak milik publik/bersama.





Keluarga Lisso (Ernst, Renate, Regina) yang bunuh diri bareng di satu ruangan. Selembar kertas yang tersimpan di lantai adalah catatan perpisahan yang sengaja diletakkan dengan cermat agar memudahkan dia ditemukan!




Dr. Ernst Kurt Lisso yang tergeletak mati di meja kerjanya. Di bahunya terselip kartu keanggotaan Partai Nazi. Bila anda perhatikan, posisi tubuhnya tidak sama antara beberapa foto. Ini disengaja oleh sang fotografer demi memudahkan dia untuk mengambil posisi memotret yang tepat! Kotak penyimpan kapsul sianida bisa kita lihat dalam foto di atas, yang berada di ujung meja sebelah kanan Lisso


Mayat Regina Lisso, putri dari Ernst Lisso. Dia adalah seorang perawat DRK (Deutsches Rotes Kreuz)


Volksturm-Kreisstabsführer-Bataillonsführer bernama Kurt Walter Dönicke dari Leipzig ini tampaknya merupakan pengagum berat dari Adolf Hitler, sampai-sampai saat bunuh diri pun (18 April 1945) poster besar Sang Führer ikut tergeletak di sampingnya! Di beberapa buku dan website dia disebutkan sebagai Gauleiter, SA-Sturmbannführer, jenderal Wehrmacht, SS, dan sebangsanya (foto ini sangat terkenal, sodara-sodara!). Cukuplah bahwa dia adalah perwira Volkssturm dengan melihat pita lengan di tangannya yang bertuliskan "Deutscher Volkssturm Wehrmacht"

Misteri Lukisan Oei Hui Lan Di Malang


Di Hotel Tugu, Malang ada sebuah lukisan yang sangat menarik penghuni dan pengunjung hotel. Lukisan yang terletak di ruangan The Sugar Baron Room hotel ini adalah gambar seorang wanita cantik berambut panjang sedang berdiri di depan cermin. Selain karena tampilannya yang nggak biasa, yang bikin lukisan ini menarik adalah kisah wanita di dalamnya yang ternyata adalah Oei Hui Lan, putri pria terkaya di Asia Tenggara di abad 19, Oei Tiong Ham.

Kisah hidup Oei Hui Lan ini lumayan fenomenal. Dia adalah putri kesayangan dari pengusaha gula ternama asal Semarang, Oei Tiong Ham yang kekayaannya terkenal di seluruh Asia hingga Eropa. Oei Hui Lan yang lahir di tahun 1889 ini sangat pintar. Dia sering mendampingi Ayahnya berdagang ke Cina, Amerika dan Eropa. Oei Hui Lan menikah dengan Wellington Koo, salah satu duta besar Cina dan bergaul akrab dengan keluarga bangsawan Eropa mulai dari Ratu Viktoria hingga Ratu Belgia. Bahkan, fotonya tercatat dalam musem kerajaan di Inggris.

Oei Hui Lan meninggal dunia di tahun 1992 pada usia 93 tahun. Sebelum meninggal, Oei Hui Lan sempat menulis dan menerbitkan buku berjudul No feast last forever yang menceritakan perjalanan hidupnya yang luar biasa ini. Salah satu peninggalan Oei Hui Lan adalah lukisan dirinya yang terdapat di Hotel Tugu, Malang ini. Tidak ada yang tahu siapa pelukisnya, tapi yang jelas penampakan diri Oei Hui Lan di lukisan ini lumayan menyeramkan.

Pasalnya, di lukisan itu terlihat bayangan Oei Hui Lan di cermin dengan rambut terurai panjang hampir mencapai lutut. Tatapan matanya pun menatap tajam sehingga banyak pengunjung yang merasa bahwa Oei Hui Lan terlihat hidup di lukisan itu. Selain tampak hidup, sering terasa aura dingin di sekitar lukisan itu. Beberapa pengunjung pun pernah mengaku didatangi Oei Hui Lan dalam mimpi mereka setelah melihat lukisan itu.

Menguak Harta Karun Nazi di Austria

Di wilayah Austria yang terpencil, ada sebuah danau yang bernama Toplitz. Namun bukan keindahannya yang membuat danau ini menjadi terkenal, melainkan adanya rumor bahwa harta karun rampasan Nazi masih tersimpan di dasarnya.

Selama menulis mengenai misteri dunia, beberapa kali saya menerima permintaan untuk menulis mengenai misteri harta karun. Sepertinya misteri mengenai harta karun yang tersembunyi telah menarik perhatian sebagian manusia selama berabad-abad. Entahkah itu harta karun bajak laut atau harta karun sisa-sisa peradaban kuno. Kali ini saya memutuskan untuk menulis sedikit mengenainya, dan saya akan memulainya dari harta karun yang disebut Guinness Book World of Record sebagai harta yang berasal dari perampasan terbesar di dunia. Yang saya maksud adalah harta karun Nazi.

Kisahnya dimulai pada suatu pagi di tahun 1945 di wilayah pegunungan Alpen yang terpencil. Saat itu Ida Weisenbacher mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Perempuan Austria berumur 21 tahun itu segera membuka pintu dan menjumpai seorang petugas Nazi sedang berdiri di depan rumahnya.

"Siapkan kereta kudamu," Kata petugas itu. "Kami membutuhkanmu."

Ida segera menyiapkan kereta kudanya dan membawanya ke samping kendaraan militer yang dibawa petugas tersebut. Lalu petugas lain yang telah menunggu di mobil segera mengeluarkan kotak-kotak besar dan memuatnya ke dalam kereta kuda. Setiap kotak itu memiliki tanda berupa kata dan angka yang sama sekali tidak memberikan petunjuk mengenai isinya. Ketika kereta kuda itu sudah diisi penuh, petugas itu memberitahukan Ida untuk berangkat menuju danau Toplitz.

Saat itu barulah Ida mengerti mengapa petugas Nazi itu meminta bantuannya. Jalan menuju danau Toplitz sangat berliku dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan-kendaraan militer. Hanya kereta kuda yang bisa melaluinya.

Sesampai di danau, para petugas segera mengeluarkan seluruh kotak misterius tersebut dan membuangnya ke dalam danau. Ida melihat kotak itu satu persatu lenyap dari pandangannya. Hatinya diliputi oleh rasa ingin tahu yang besar mengenai isi kotak itu. Namun ia tidak berani menanyakannya ke petugas tersebut.

Setelah selesai membuang seluruh kotak yang dibawa, petugas nazi itu memerintahkan Ida untuk kembali dan memuat kotak-kotak lain yang belum terbawa. Total dibutuhkan tiga kali perjalanan bolak-balik sampai mereka membuang semua kotak yang dibawa.

Dan inilah awal mula rumor adanya harta karun di danau Toplitz.

Selama perang dunia II, pasukan Nazi Jerman berhasil menginvasi dan menguasai beberapa negara di Eropa. Ketika mereka berhasil menguasainya, mereka segera menjarah bank sentral negara yang bersangkutan dan mengambil cadangan emasnya untuk dibawa pulang ke Jerman.

Bukan itu saja, harta benda pribadi orang-orang Yahudi yang ditangkap dan dibuang ke kamp konsentrasi juga disita dan dilebur menjadi emas batangan yang dicetak dengan tanda bank sentral jerman, the Reichsbank. Kebanyakan dari harta rampasan ini kemudian digunakan untuk membayar biaya perang yang dilancarkan oleh Nazi. Luar biasanya, sebagian besar dari harta ini masih utuh di tangan Nazi ketika perang dunia II hampir berakhir.

Pada Februari 1945, presiden dari Reichsbank memerintahkan sebagian besar cadangan emas dipindahkan ke sebuah desa terpencil bernama Merkers yang letaknya 200 mil di selatan Berlin. Disana, emas-emas tersebut ditaruh di dalam sebuah gua bekas pertambangan Potasium. Gua tambang itu juga digunakan untuk menyimpan harta benda lain seperti benda seni yang dirampas dari negara jajahan Jerman saat itu.

Pada bulan April 1945, pasukan Amerika di bawah pimpinan Jenderal George Patton berhasil menaklukkan Merkers. Lalu seorang pekerja sipil berkewarganegaraan Perancis yang bekerja di tambang itu menceritakan kepada militer Amerika bahwa ada harta karun yang disembunyikan oleh nazi disana. Pasukan Amerika mulai memeriksa seluruh isi pertambangan dan menemukan 8.198 batang emas beserta sejumlah besar koin emas, perak batangan, dan uang kertas. Nilai total harta yang ditemukan saat itu adalah 520 juta dolar (dengan nilai dolar tahun 1945).






Selain menyimpan harta di pertambangan Merkers, pada tahun 1945, mengetahui pasukan sekutu hampir menguasai Berlin, pejabat nazi memutuskan untuk memindahkan harta Reichsbank yang tersisa ke Oberbayern di Bavaria Selatan. Paling tidak sembilan ton emas dikirim ke sana bersama dengan karung-karung berisi uang kertas dan koin. Konon menurut rumor, 730 batang emas diantaranya disembunyikan di dasar danau Walchansee.

Ketika pasukan sekutu mengalahkan nazi pada tahun 1945, mereka ternyata hanya berhasil menyita sebagian kecil harta karun nazi. Sisa harta rampasan lainnya, hilang entah kemana.

Hilangnya emas-emas ini disebut oleh Guinness Book of World Records sebagai rampasan terbesar di dunia.

Setelah nazi dikalahkan, dimulailah misi pencarian harta karun nazi oleh beberapa negara dan organisasi. Dan disinilah isu danau Toplitz mulai kembali muncul ke permukaan.

Danau Toplitz memiliki panjang sekitar 1 mil dengan kedalam sekitar 91 meter. Ia terletak di antara bebatuan granit yang terjal di Salzkammergut, Austria. Walaupun danau ini memiliki pemandangan yang indah, namun lokasinya yang sangat terpencil membuat danau ini jarang dikunjungi oleh orang. Dengan karakteristik seperti ini, kelihatannya danau ini memang tempat persembunyian yang ideal bagi harta karun.


Apakah kotak-kotak misterius yang dilihat Ida Weisenbacher berisi emas-emas yang hilang ? banyak orang berpikir begitu. Pada tahun 1959, sebuah majalah Jerman "Stern" mengirim penyelam untuk menyelidiki danau tersebut. Mereka memang menemukan sesuatu, namun bukan batangan emas, melainkan kotak berisi mata uang Pound Inggris palsu, beberapa dokumen penting dan surat-surat pernyataan.

Ternyata apa yang ditemukan oleh para penyelam itu adalah bagian dari operasi rahasia yang disebut operasi Bernhard yang datang dari Hitler sendiri.

Saat itu, para tawanan Yahudi di kamp konsentrasi diberi peralatan percetakan yang canggih untuk memalsukan mata uang musuh. Uang ini akan dipakai untuk membiayai perang dan memperlemah ekonomi negara musuh. Lewat operasi ini, diperkirakan sekitar 4,5 miliar pound berhasil dipalsukan. Operasi ini menjadi sedemikian sukses sehingga pada waktu itu bank sentral Inggris terpaksa menarik mata uangnya dari peredaran dan mendesain ulang uang kertasnya.


Apakah kotak-kotak yang ditemukan di dalam danau Toplitz adalah sisa-sisa operasi Bernhard ? Apakah ada harta lain yang tersembunyi disana ?

Pada tahun 1963, seorang penyelam Jerman mencoba peruntungannya di danau Toplitz. Namun sayang, dalam usahanya, ia tewas tenggelam.

Setelah peristiwa itu pemerintah Austria melarang penyelaman yang bertujuan untuk mencari harta karun di danau Toplitz. Tapi ternyata larangan ini memiliki maksud tersembunyi karena pemerintah Austria ternyata memutuskan untuk mencari harta karun tersebut.

Operasi pencarian yang dilakukan oleh Austria berhasil menemukan 18 Kotak yang ternyata juga berisi uang Pound palsu, namun kali ini mereka menemukan pelat logam yang dipakai sebagai master pencetakannya. Selain itu mereka juga menemukan sisa-sisa roket, proyektil dan beberapa senjata. Ini mungkin tidak terlalu mengherankan karena nazi pernah menggunakan danau itu sebagai tempat latihan militer selama perang.

Pada tahun 1983, prof Hans Fricke meminta ijin untuk melakukan penyelaman di danau Toplitz untuk meneliti kehidupan biota danau. Namun ia malah menemukan peti-peti berisi uang pound palsu dengan peralatan militer lainnya. Penemuan Prof Fricke menimbulkan spekulasi bahwa di danau tersebut masih tersimpan emas-emas batangan Nazi yang hilang.


Usaha pencarian yang lebih masiv dilakukan pada tahun 2000 ketika stasiun televisi CBS dari Amerika bersama World Jewish Congress mensponsori penjelajahan ke dasar danau Toplitz yang dijalankan oleh sebuah perusahaan bernama Oceaneering Technologies. Perusahaan itu menyelam ke dasar danau dengan menggunakan teknologi canggih berupa kapal selam yang dikendalikan dengan remote control. Namun usaha yang dilakukan dengan teknologi canggih ini hanya menemukan kembali peti-peti yang juga berisi uang pound palsu.

Walaupun sepertinya sudah tidak ada harta lagi di danau Toplitz, namun setiap kali ekspedisi dilakukan, sepertinya selalu ada peti yang ditemukan. Spekulasi mengenai adanya emas di Toplitz kembali diperkuat ketika pada tahun 2003, seorang penyelam yang melakukan penyelaman di danau Chiemsee di Bavaria menemukan sebuah teko yang terbuat dari emas. Teko emas ini memiliki lambang Celtic dengan figur indo Jerman di permukaannya dan diperkirakan bernilai sekitar 100.000 dolar. Spekulasi menyebutkan bahwa teko ini adalah bagian dari harta Nazi yang disembunyikan di dalam danau.

Memang tidak ada yang pernah tahu jumlah pasti harta yang hilang ini, namun seorang peneliti pernah memperkirakan nilainya sekitar 2,5 miliar USD. Jika kita rupiahkan, maka itu berarti hampir 25 trilyun rupiah. Sebuah jumlah yang luar biasa untuk harta karun yang hilang.

Jadi apakah masih ada emas yang tersimpan di dalam danau Toplitz ? mungkin tidak, tapi keingintahuan orang tidak akan pernah habis bukan ? itulah yang membuat misteri harta karun menjadi salah satu misteri yang paling menarik untuk diceritakan.

7 Misteri Dunia yang Belum Terpecahkan



1. Shroud of Turin, Kain Kafan Berwajah Yesus
Kain kafan dari Turin adalah sejenis kain linen yang bercapkan wajah seorang pria yang tampaknya meninggal karena penyaliban. Umat Kristiani di dunia mempercayainya sebagai kain kafan Yesus Kristus. Saat ini kain kafan tersebut disimpan di Katedral St John the Baptist di Turin, Italia.

Meskipun banyak penyelidikan ilmiah yang dilakukan untuk mengungkap hal itu, namun hingga detik ini tidak seorang pun mampu menjelaskan bagaimana gambar wajah itu bisa berada pada kain kafan tersebut. Tes radiocarbon menyebut kain kafan tersebut berasal dari abad pertengahan, namun hasil tes radiocarbon itu diragukan.

Sebelum abad pertengahan, muncul laporan bahwa kain kafan tersebut adalah gambar Edessa -laporan itu setidaknya sejak abad ke-4. Selain itu ada juga kain lain (yang sudarium) dikenal bahkan dari zaman Alkitab (Yohanes 20:7), bahwa kain digunakan untuk menutupi kepala Kristus ketika dikubur.

Sebuah studi 1999 oleh Mark Guscin, seorang anggota tim investigasi yang multidisiplin dari Pusat Sindonology Spanyol, meneliti hubungan antara dua kain. Berdasarkan sejarah, forensik patologi, kimia darah (yang sudarium juga dilaporkan jenis noda darah AB), dan pola noda, ia menyimpulkan, dua kain tersebut digunakan menutupi kepala yang sama dalam dua waktu berdekatan.

Avinoam hector (seorang peneliti dari Universitas Ibrani Yerusalem) sependapat dengan analisis ini, menambahkan bahwa serbuk sari di sudarium cocok dengan kain kafan.
Betapapun semua hasil-hasil penelitian ini belum bisa mengungkap sepenuhnya tentang kain kafan dan wajah didalamnya.
2. The Taos hum, Suara Misterius
The 'Taos Hum' adalah suara bernada rendah yang dilaporkan terdengar di berbagai tempat di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Inggris, dan utara Eropa. Bunyi itu biasanya hanya mendengar di lingkungan yang tenang, dan sering digambarkan sebagai mesin diesel dari kejauhan. Namun dari mana asal sebenarnya suara aneh itu, sampai sekarang misteri itu belum terungkap.

Pada tahun 1997, Kongres meminta para ilmuwan melakukan penelitian untuk menyelidiki suara berfrekuensi rendah yang didengar penduduk kota kecil Taos, New Mexico. Selama bertahun tahun penduduk telah mendengar suara, sering digambarkan oleh mereka sebagai "hum". Tapi sampai hari ini tak seorang pun tahu penyebab bunyi yang mirip dengungan itu.
3. Bermuda Triangle, Misteri Hilangnya Kapal Dan Pesawat Secara Misterius
Segitiga Bermuda merupakan perairan di Samudera Atlantik Utara di mana banyak pesawat terbang dan kapal telah hilang secara misterius. Selama bertahun-tahun banyak penjelasan seputar hilangnya pesat juga kapal, ada yang menyebut cuaca buruk, diculik makhluk asing, sampai berbagai teori dalam hokum fisika.

Meskipun dokumentasi substansial ada untuk menunjukkan bahwa banyak laporan telah dibesar-besarkan, masih belum ada penjelasan yang benar-benar masuk akal tentang penghilangan misterius kapal dan pesawat pesawat itu.
4.The Zodiac Killer
Si pembunuh Zodiac aktif di Northern California selama sepuluh bulan di akhir 1960-an. Ia membunuh sedikitnya lima orang, dan melukai dua. Dia melakukan dua pembunuhan pertama dengan pistol, di perbatasan Benecia. Dalam penembakan kedua di Vallejo, dia berusaha untuk membunuh dua orang, tetapi satu selamat meskipun tertembak pada kepala dan leher.

Setelah 40 menit polisi menerima telepon anonim dari seorang pria yang mengaku sebagai pembunuh mereka, dia juga mengaku membunuh dua korban sebelumnya. Satu bulan tiga surat yang dikirim ke Surat Kabar di California berisi klaim bahwa si pembunuh akan memberi tahukan namanya.

Beginilah antara lain bunyinya:

"Aku membunuh Orang Karena Senang. Membunuh suatu kegiatan yang menyenangkan. Ini seperti permainan game, memberikan pengalaman yang menyenangkan lebih daripada kalau anda bersama seorang gadis. "

Arthur Leigh Allen adalah tersangka utama, namun semua bukti yang ada tidak terkait dengan Arthur. Karenanya sampai hari ini pembunuhan Zodiac tidak terpecahkan.
5. Voynich Manuscript
Naskah Voynich adalah dokumen abad pertengahan yang ditulis dalam naskah yang tidak diketahui dan dalam bahasa yang tidak diketahui. Selama lebih dari seratus tahun, orang telah mencoba memecahkan kode naskah tersebut namun tidak berhasil.

Naskah itu sepertinya menunjukkan layanan farmakope atau sebuah topik kesehatan abad pertengahan atau awal pengobatan modern. Keberadaan naskah itu menimbulkan kebingungan, karena tak satupun berhasil memcahkannya. Semua hanya mengira-ngira, apa itu. Banyak teori tentang asal-usul buku itu, isi dari teks, dan tujuan yang dimaksudkan.

Diperkirakan, dokumen berisi ilustrasi yang menyarankan buku ini dalam enam bagian: Herbal, Astronomi, Biologi, kosmologi, Farmasi, dan resep.
6. Black Dahlia
Pada 1947 tubuh Elizabeth Short, 22 tahun, ditemukan terpotong dua di tempat parkir di Los Angeles. Tragedi pembunuhan itu kemudian diberitakan di surat kabar, Elizabeth Short pun mendapat sebutan "Black Dahlia" .

Menurut laporan surat kabar sesaat setelah pembunuhan, Short menerima nama julukan "Black Dahlia" di sebuah toko obat Long Beach pada musim panas 1946, sebagai plesetan dari film The Blue Dahlia. Namun, jaksa penyelidik Negara bagian Los Angeles menyelidiki julukan yang diciptakan oleh wartawan surat kabar itu.

Apalagi Elisabeth Short selama hidupnya tak sekalipun mendapat julukan Black Dahlia. Lalu bagaimana asal usulnya tiba-tiba setelah mati mendapat ‘gelar' tersebut? Apa alasan wartawan itu member julukan Black Dahlia pada Elisabeth.

Banyak rumors seputar kasus Black Dahlia itu, namun sampai kini tak terungkap latar belakang maupun siapa pembunuh Elisabeth.
7. Mary Celeste, Kapten Dan Seluruh Penumpangnya Hilang Misterius
Nama kapal ini Mary Celeste diluncurkan di Nova Scotia pada tahun 1860. Nama aslinya adalah "Amazon". Panjang keseluruhan 103 feet dengan berat 280 tons. Dalam 10 tahun pelayarannya (ketika bernama Amazon), kapal ini mengalami beberapa kali kecelakaan dan beberapa kali berganti pemilik. Sampai akhirnya kapal bekas ini dilelang di New York, laku 3000 dolar AS. Setelah diperbaiki dan diregistrasi di Amerika, kapal ini berganti nama menjadi Mary Celeste.

Capten kapal Mary Caleste adalah Benjamin Briggs, 37 tahun. Pada 7 November 7, 1872, kapal berangkat dari New York, dengan penumpang kapten Briggs, istrinya, anak perempuannya dan delapan awak. Kapal itu membawa bahan mentah alkohol 1.700 barel, menuju Genoa, Italia.

Sejak itu kapal Mary Caleste beserta seluruh awaknya tak pernah kelihatan lagi. Juga tak pernah sampai di tujuan. Apa yang terjadi, tidak ada yang tahu. Sampai suatu ketika ditemukan kapal itu di tengah Selat Gibraltar. Sudah diperiksa, tidak ada tanda-tanda bekas keributan atau apapun yang bisa memperkirakan peristiwa yang terjadi di kapal sebelum hilangnya semua awak secara misterius.Semua dokumen kecuali log kapten, hilang dan berbekas.

Pada awal 1873, dilaporkan bahwa ada dua sekoci mendarat di Spanyol. Yang satu berisi satu mayat dan bendera Amerika, yang satunya lagi berisi lima mayat.Diduga, korban korban itu adalah sisa-sisa awak Mary Celeste. Namun anehnya, tubuh mereka tidak pernah diidentifikasi.

Kisah Kematian Fentz Case si Penjelajah Waktu

Menjelajah waktu ke masa depan maupun masa lampau, itulah kiranya inti dari time traveller. Banyak sekali kisah perjalanan dengan mesin waktu yang telah tersebar sekarang ini. Dan kali ini saya akan membahas kisah Rudolph Fentz yang legendanya berlangsung selama puluhan tahun

kisah Rudolph Fentz memang tak setenar john titor. Tapi anggapan bahwa dia adalah seorang time traveller terus berangsur selama puluhan tahun meski hanya dengan cerita yang singkat, tercatat hingga tahun 2000 masih ada yang memuat kisah ini meskipun tragedi Rudolph terjadi pada tahun 1950. Berikut kisahnya secara singkat.

Penjelasan kasus time traveller Rudolph Fentz - blog misteri cerita tentang dunia


Salah satu sudut Time Square. Foto:Strangerdimensions.com


Di suatu malam yang hangat di bulan juli 1950, saat itu menunjukkan pukul 11:30 malam dan jalanan Time Square di New York penuh dengan orang yang telah selesai menonton bioskop maupun beranjak pulang seusai makan malam.
Di kerumunan orang orang itu terlihat seorang pria muda berbusana elegan, namun dengan gaya pakaian yang telah ditinggalkan lebih dari 1 dekade silam. Nampak pria itu berjalan tergesa-gesa seakan hatinya tak tenang akan semua hal disekitarnya. Hingga dia tidak menyadari bahwa dirinya telah menginjakkan kakinya di jalan raya yang padat, tak berapa lama sebuah taxi menabrak pria itu. Kerumunan orang disana mulai panik dan mencoba menolong pria itu, namun sayang pria itu telah tewas dengan berlumuran darah.

Polisi yang datang langsung melakukan olah TKP dan membawa jenazah itu untuk diperiksa lebih lanjut. Tak ada satupun yang terlihat normal dari pria ini. Dia mengenakan mantel panjang berwarna hitam ditambah sebuah rompi kuno yang bahan pembuatannya tak ditemukan pada masa 1940 - 1950an. Ditambah lagi dengan barang bawaan pria 30tahunan ini terbilang cukup aneh yaitu beberapa koin antik dari 1800an, kartu nama dengan nama "Rudolph Fentz" dan sebuah surat untuknya dengan bertanggal tahun 1876.

Sebuah tim khusus ditugaskan untuk mengetahui siapa Rudolph Fentz sebenarnya. Pertama mereka mengecek alamat yang tertera di kartu nama itu, namun tidak ada orang bernama Rudolph Fentz disana. Nama ini juga tidak ada dalam buku telpon ataupun catatan SIM. Tidak juga ada dalam catatan medis. Kepolisian mulai dibuat kebingungan dalam kasus kali ini.

Penjelasan kasus time traveller Rudolph Fentz - blog misteri cerita tentang dunia




Gaya berpakaian tahun 1876.Foto:Strangerdimensions.com


Jika melihat dari namanya "Rudolph", polisi berkesimpulan pria ini pasti berasal dari daratan eropa khususnya Jerman. Namun catatan imigrasi jerman di amerika tidak pernah mencatat kepindahan seseorang bernama Rudolph Fentz, begitu juga di catatan swedia dan austria. beberapa minggu setelah insiden terjadi nama Rudolph ditemukan pada buku telepon tahun 1939, namun dengan nama Rudolph Fentz jr. Polisi yang kemudian menyambangi alamat itu mengetahui bahwa Fentz jr. Telah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Satu hal lagi yang aneh Fentz jr. Telah berumur 70 tahun lebih. Sedangkan Fentz baru berumur 30 tahun.

Hubert V. Rihn dari divisi orang hilang NYPD mencari keterangan lewat istri Fentz. Dia mengatakan bahwa suaminya pernah bercerita bahwa ayahnya hilang pada 1876. Saat itu ayahnya pergi keluar untuk merokok (karena ibunya tidak suka dengan tembakau) dan sejak saat itu ayah Fentz jr. Tak pernah kembali lagi. Dari sini Rihn mulai mengecek arsip 1876 dan menemukan laporan menghilangnya Rudolph Fentz beserta fotonya, seolah tak percaya Rihn sempat shock karena orang yang ada di foto itu sama persis dengan orang yang tertabrak malam itu.

Sejak saat itulah legenda Rudolph Fentz sebagai time traveller mulai dikenal masyarakat dunia dan hingga sekarang pun saya masih melihat dibeberapa forum masih ada yang mempercayai kisah ini. Tapi dengan sedikitnya bukti yang ada mari kita lihat terlebih dahulu penelitian Chris Aubeck berikut ini.

Chris Aubeck yang dikenal sebagai peneliti kebudayaan khususnya Cerita rakyat atau folklore memulai penelitiannya pada tahun 2000 setelah sebuah majalah spanyol memuat artikel berjudul "Regreso al futuro en el corazan de manhattan" yang berarti back to the future in the heart of manhattan atau ke masa depan di pusat kota manhattan, yang ditulis oleh Carlos Canales yang berisi cerita Rudolph Fentz seperti diatas. Aubeck memaparkan artikel yang ditulis Canales berkaitan dengan 2 buku berbahasa spanyol dimana dalam 2 buku itu Canales bertindak sebagai Co-Author. 2 buku itu adalah Enigma Sin Resolver (1999) penulisnya Iker Jimenez dan Los Enigma Pendientes (1979 & 1991) penulisnya Gomez Buron. Tapi dari 2 buku ini tidak ditemukan sumber yang jelas dan mengarah pada kejadian nyata. Dari sini jugalah Aubeck mulai menemukan kejanggalan dan kontradiksi antar cerita dari beberapa sumber. Misalnya jam yang dinyatakan adalah 11:10, 11:15 dan 11:30. Penjelasan berbeda juga terdapat pada barang bawaan Rudolph. Begitu juga penerjemahan nama yang ada di dalam kasus ini seperti Rudolph atau Rudolf. Fentz, fents atau fent. Rhin, Rihn atau Rihm. Penemuan bukti harus jelas dan detail agar kita dapat menemukan apa yang sebenarnya terjadi.

Penjelasan kasus time traveller Rudolph Fentz - blog misteri cerita tentang dunia




Chris Aubeck, Foto:michaelbloodmeteorites.com

Dalam 1 tahun penelitiannya, Aubeck telah menemukan banyak kontradiksi dan menemukan bahwa orang bernama Hubert V. Rihm tidak pernah ada dalam catatan petugas NYPD. 6 bulan berikutnya Aubeck menemukan sumber buku Gomez buron. Yaitu "Le Livre Du Mystere", majalah berbahasa perancis terbitan 1975 dengan penulis Jacques Bergies dan Georges H. Gallet. Dari sini Aubeck melanjutkan menelusuri sumber majalah perancis ini hingga berakhir pada "Il giornaledi misteri" majalah italia yang terbit pada maret 1974, tak hanya sampai disitu majalah ini mengambil materi dari artikel berbahasa norwegia pada 1973 yang mengambil sumber lagi dari artikel dari swedia. Dari sinilah titik terang kasus kali ini mulai terungkap. Artikel swedia ini berasal dari sebuah jurnal di California yang berasal dari Borderland Sciences Research, sebuah institusi yang membahas penampakan UFO dan aktifitas paranormal, tak hanya itu kelompok ini mempercayai adanya alien dan semacamnya serta berbagai fenomena diluar akal, seperti time traveller.

Dari BSR, Aubeck mendapatkan Copy artikel mengenai Rudolph Fentz bertanggal tahun 1972 yang bersumber dari buku "A Voice From Gallery" yang ditulis Ralph M. Holland. Namun Holland telah tiada sejak tahun 1962. Dan Aubeck yang mempelajari biografi Holland menemukan bahwa Holland adalah penggemar berat sci-fi (science fiction) sekaligus anggota BSR. Dari sinilah semua petunjuk satu sama lain terhubung, dukungan dan publikasi dari Borderland Science Research yang telah membantu menyebarluaskan Cerita Rudolph Fentz melewati samudra atlantik hingga menggema di daratan Eropa. Dan bukti yang terakhir adalah cerita sebenarnya Rudolph Fentz adalah penggalan Cerita Fiksi berjudul " I'm Scared " yang ditulis oleh Jack Finney pada 1951. 2 tahun setelahnya (1953) Holland menulis ulang cerita ini dengan tidak meminta ijin atau menyertakan sumber Jack Finney dalam karyanya serta menghilangkan semua indikasi fiksi dalam cerita tersebut. Dan inilah sebuah cerita time traveller yang melegenda selama berpuluh tahun yang kebenarannya terkuak oleh penelitian Chris Aubeck dalam 2 tahun.