Tuesday 24 August 2010

Terperangkap Di Tubuh Yang Salah

Buckinghamshire, Menjadi seorang transeksual tidaklah mudah dan harus rela mendapat banyak
cemooh dari masyarakat. Tapi tak bisa dipungkiri,
orang-orang tersebut juga merasa terperangkap
di tubuh yang salah sebelum memutuskan untuk
operasi ganti kelamin. Salah satunya adalah Delia Johnstone, seorang
transeksual asal Milton Keynes, Buckinghamshire.
Sosoknya yang tinggi ramping, mengenakan rok
blus nan cantik, ditambah dengan gaya rambut
dan make up yang elegan, tak sepenuhnya
membuat Delia diterima sebagai seorang wanita. Delia yang kini berusia 55 tahun, terlahir dengan
nama David. Tapi sejak masih anak-anak, ia selalu
merasa terperangkap di tubuh yang salah, sebagai
seorang laki-laki. "Dari usia yang sangat muda, sekitar delapan
tahun, saya tahu bahwa saya sangat berbeda dari
anak-anak lainnya. Setiap kali saya bercermin,
saya selalu benci dengan apa yang saya lihat di
cermin. Tapi saya tidak tahu mengapa saya
merasa seperti itu," tutur Delia, seperti dilansir dari Independent, Senin (23/8/2010). Menurut Delia, neneknya adalah satu-satunya
orang yang menyadari ada sesuatu yang salah
pada dirinya. "Kamu bukanlah dirimu yang
sebenarnya, itu yang selalu ia katakan, tapi saya
tak tahu mengapa," jelas Delia. Delia mengaku, tidak mengerti mengapa ia sangat
suka menyelinap ke kamar kakak perempuannya
dan mencoba baju-baju di lemari kakaknya
tersebut. Delia kecil alias David, juga harus berjuang
dengan disleksia (ketidakmampuan untuk
membaca dan mengeja) yang tidak terdiagnosis.
Ia frustasi karena dicap bodoh oleh guru-gurunya
yang tidak mengerti dengan kondisi yang
dideritanya. Berbeda dengan teman-temannya, ditambah lagi
dengan perasaan 'serba salah' membuat David
memberontak dan berkelakuan buruk. Dia
dikeluarkan dari sekolah dan dikirim ke sekolah
asrama putra khusus bagi anak nakal. Baru sejam setelah diantar oleh orangtuanya ke
sekolah asrama tersebut, David sudah diserang
dengan pisau berbentuk balpoin oleh siswa
penghuni asrama. "Kekerasan memang menjadi ciri khas kehidupan
sehari-hari di sekolah itu, tapi hal itu mengajarkan
saya untuk mampu melindungi diri sendiri,"
kenang Delia. Dengan kondisi yang ada di sekolah tersebut, ia
berharap dapat terbangun dari tidur dengan
perasaan normal sebagai laki-laki, tapi ternyata hal
tersebut tidak terjadi. Suatu hari, ketika David ditinggal sendiri di rumah
selama seminggu oleh orangtua dan saudara-
saudaranya, ia menghabiskan waktunya
berpakaian sebagai wanita. "Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa
santai dan merasa bahwa itu adalah benar-benar
saya. Saat itulah saya menyadari semuanya,"
ungkap Delia. Dengan usianya yang terus bertambah, David
semakin merasa frustasi. Dan ketika berusia 20-an
tahun, ia menemukan bahwa ia bukanlah satu-
satunya orang yang merasa 'terperangkap' seperti
ini. Tapi ia juga menemukan bahwa orang-orang
sepertinya akan selalu dicap aneh, menyimpang
dan juga dihantui rasa malu yang luar biasa. Ia
kemudian memutuskan untuk menerima bahwa ia
berada di tubuh yang salah. David menikah dan memiliki dua anak, tapi
hidupnya sebagian besar terbuang dalam kepura-
puraan. "Saya pikir dulu saya jatuh cinta, saya ingin jatuh
cinta. Tapi sekarang saya sadar, perasaan itu
hanyalah karena saya ingin memiliki teman,"
jelasnya. David menikah di St Lucia, di pantai yang indah
dan sangat romantis. Ketika ia menatap mata
calon istrinya dan mengatakan sumpah, ia tahu
bahwa ia sedang berbohong. Tapi ia tak punya
pilihan. "Saya sangat berjuang dalam kehidupan seks
kami. Saya dulu mencoba apapun untuk
menghindari berhubungan seks, tapi tetap saja
kami memiliki dua anak, putra dan putri," tutur
Delia. David akhirnya bercerai dengan istrinya dua tahun
yang lalu dan anak-anak memutuskan untuk
tinggal bersamanya. Beruntungnya, David sangat
menyayangi anak-anaknya. "Pada September tahun lalu, setelah anak-anak
mulai memasuki bangku kuliah, hal-hal aneh
mulai masuk ke kepala saya. Saya sampai di titik di
mana saya sudah tidak bisa lagi tinggal di tubuh
yang salah itu. Tapi saya juga tahu bahwa orang
yang memilih untuk menjadi transeksual akan kehilangan semuanya, pekerja, keluarga dan
semua kehidupan saya," ujar Delia. David saat itu sadar bahwa bila ia egois mengikuti
kemauannya, pasti akan menakutkan bagi anak-
anaknya. Tapi ia sudah tidak sanggup untuk
bertahan lebih lama lagi sebagai seorang laki-laki. David sempat merencanakan bunuh diri dengan
cara yang sangat cermat. Tapi di menit-menit
terakhir, ketika ia sudah mulai mengencangkan
ikatan tali di lehernya, ia sadar bahwa ada cara lain
yang mungkin bisa berhasil untuk dapat membuat
anak-anak menerima kondisinya. Kejadian itu akhirnya memicu David untuk
membeli obat hormon wanita di internet. Dan tiga
bulan kemudian, tepatnya bulan Desember 2009,
ia memiliki keberanian untuk mengunjungi dokter. Dengan obat hormon tersebut, kulitnya menjadi
halus dan mulus, ia pun tampak 10 tahun lebih
muda dari usia sebenarnya. "Obat itu bertindak lebih cepat daripada yang saya
pikirkan. Dan setelah tiga bulan, anak-anak libur
dan kembali ke rumah. Saat itu, payudara saya
sudah mulai tumbuh meski tidak begitu besar.
Dan saat itu saya rasa sudah saatnya memberi
tahu anak-anak," kenangnya. Delia tahu bahwa ketika David memberi tahu
anak-anak tentang sesuatu yang penting, anak-
anak akan mengira bahwa ia gay. Putrinya
menolak untuk bertemu dengannya, namun
putranya menerima berita itu dengan sikap tabah
yang wajar dan pergi untuk memberitahu adiknya. Delia menuturkan, sikap kedua anaknya sekarang
menunjukkan bahwa mereka masih berjuang,
namun anak-anaknya tersebut tetap mendukung
dan menyayanginya. Dan sejak 1 Januari 2010, David memutuskan
untuk melakukan operasi ganti kelamin dan
mengganti namanya dari David Francis Johnstone
menjadi Delia Frances Johnstone. Delia kini hidup dan berpakaian sebagai seorang
wanita. Ia juga terus mengonsumsi obat hormon
wanita dan melakukan suntik setiap tiga bulan
sekali untuk menekan hormon laki-lakinya.