Wednesday 18 August 2010

GUILLOTINE

Guillotine adalah sebuah alat untuk membunuh seseorang yang telah divonis hukuman mati dengan cepat dan
‘manusiawi’. Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Perancis, tetapi
sebenarnya sebelumnya sudah ada alat seperti ini. Guillotine
dinamakan menurut Joseph Ignace Guillotin (1738 – 1814), yang menyarankan supaya memakai alat ini sebagai alat
eksekusi. Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia berharap bahwa alat’nya’ akan menghapuskan hukuman mati. Pada Revolusi Perancis, dibutuhkan sebuah alat yang mampu mengeksusi para terdakwa secara cepat. Guillotine
ini mencukupi persyaratan ini, maka di setiap desa di
Perancis di tengah pasar lalu ditempatkan
Pada tanggal 25 April 1792, Nicolas Jacques Pelletier adalah
korban pertama guillotine. Secara total pada Revolusi
Perancis puluhan ribu orang dieksekusi menggunakan alat. Di Paris sendiri saja diperkirakan 40.000 orang dibunuh dengan
guillotine, antara lain Raja Louis XVI dan istrinya Marie
Antoinette.
Guillotine dirancang untuk membuat sebuah eksekusi
semanusiawi mungkin dengan menghalangi sakit sebanyak
mungkin. Terdakwa disuruh tidur tengkurap dan leher ditaruh di antara dua balok kayu di mana di tengah ada lubang
tempat jatuhnya pisau. Pada ketinggian 7 meter, pisau
dijatuhkan oleh algojo dan kepala terdakwa jatuh di sebuah
keranjang di depannya. Penemunya Pemenggalan kepala dengan guillotine hanya berlangsung
beberapa detik saja. Pendapat para dokter pada awal yang
katanya orang baru kehilangan kesadarannya setelah 30
detik dihiraukan. Menurut pendapat para dokter modern,
otak seseorang maksimal hanya bisa sadar selama 10 detik
saja. Eksekusi dengan guillotine kala itu menjadi tontonan umum,
tetapi kemudian guillotine ditaruh di dalam penjara karena
dianggap kejam. Terdakwa terakhir yang dihukum mati
dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi. Ia dieksekusi di
Marseille pada tanggal 10 September 1977.

No comments:

Post a Comment