Wednesday 18 August 2010

Misteri Titanic

Pada tanggal 14 April 1912, kapal “Titanic”, yang menjadi kebanggaan perusahaan angkutan laut “White Star Line”, pada waktu perjalanannya yang pertama dari London menuju
New York, membentur sebuah gunung es di sebelah Selatan
dari Newfoundland, dan tenggelam dengan sebagian besar
awak kapal dan penumpang-penumpangnya. Tenggelamnya kapal “Titanic” itu, yang masih tetap merupakan bencana pelayaran yang paling mengerikan
dalam abad ini, menyebabkan kematiannya 1.675 orang
manusia. Apakah yang sebenarnya telah terjadi? Bagaimanakah Raksasa Lautan Pasifik itu, yang pada waktu
itu dianggap sebagai sebuah kapal laut yang paling indah,
serta paling besar dan paling aman, di dunia, dapat
mengalami nasib demikian buruk dan tenggelam? Usaha-usaha penyelidikan, yang kemudian diadakan, tidak
pernah berhasil untuk menjelaskan sepenuhnya sebab-
musabab bencana itu. Jadi, para penyelidik tidak pernah
dapat menemukan sebab-sebabnya, mengapa Kapten Smith,
yang memegang komando atas kapal itu, bertindak demikian
aneh. Smith merupakan seorang pelaut yang hebat, sangat
berpengalaman dalam perjalanan pelayaran mengarungi
samudera, dan dia mengenal jalan-laut dari London ke New
York seperti telapak tangannya sendiri. Akan tetapi, pada hari terjadinya bencana itu, dia mempunyai
tindak-perbuatan yang sangat aneh, di antaranya yang paling
jelas adalah, bahwa dia telah mengambil jalan yang tidak
umum dan telah berlayar dengan kecepatan melampaui
batas; dan lagi, bahwa dia, secara tidak masuk akal, tidak
mau minta pertolongan kapal lain, yang berlayar juga di daerah itu. Dan yang lebih mengherankan lagi adalah adanya kenyataan,
bahwa para penyelidik telah dapat mengumpulkan
keterangan dari para penumpang, yang tidak menjadi korban
bencana, bahwa Kapten Smith tidak memberitahukan cara
menyelamatkan diri sampai pada saat yang terakhir. Segala
sesuatunya menunjukkan, bahwa Kapten Smith telah kehilangan kesadarannya. Walaupun demikian, semua kenyataan itu sama sekali belum
memberikan suatu penjelasan. Kenyataan-kenyataan itu
malahan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain. Apakah
sebenarnya yang menimbulkan keadaan, di mana Kapten
Smith seakan-akan kehilangan ingatan itu? Dalam suatu usaha maksimal untuk menemukan suatu
penjelasan, yang masuk akal, mengenai kejadian-kejadian
aneh itu, beberapa orang wartawan, yang telah ditunjuk
untuk mengikuti penyelidikan sebab-musabab bencana itu,
berhasil mengemukakan suatu dugaan, yang sangat
mengejutkan. Pada waktu terjadinya bencana itu, “Titanic” mengangkut 2.200 orang penumpang, 40 ton kentang, 1.200 botol aer-
belanda, 7.000 karung kopi, 3.500 butir telor, dan lain-lainnya
…. dan sebuah mumi Mesir. Mumi itu adalah milik seorang pengumpul Inggris, Lord
Canterville, yang menyuruh mengangkutnya dari London ke
New York, di mana sedang diadakan pameran benda-benda
Mesir kuno. Mumi itu adalah mayat seorang tukang ramal, yang hidup
dalam jaman Amenophis IV; makamnya telah diketemukan
di Tell el-Amarna. Mumi itu, seperti halnya mumi-mumi
Mesir lainnya, mengenakan sangat banyak benda – benda ajimat. Terutama di bawah kepalanya, terdapat sebuah amulet, yang
berisi gambar Dewa Osiris, disertai tulisan, yang berbunyi
sebagai berikut: “Bangunlah dari tidur anda, yang nyenyak; sorot mata anda akan mengalahkan segalanya, yang
dilakukan terhadap anda”. Tambahan lagi, benda antik itu, karena nilainya yang luar
biasa, tidak dimuat dalam ruangan barang-barang. Ditutup
rapat dalam sebuah peti kayu, yang kokoh kuat, mumi itu
ditaroh di belakang tempat komando Kapten Smith. Dalam “Magic Egypt” (= Mesir yang gaib), London tahun 1961, John Newbargton menulis sebagai berikut: “Mummi itulah, yang menyebabkan kegilaan Kapten Smith. Mumi itu
pasti diperlengkapi dengan sistim perlindungan berdasarkan
pemancaran radioaktif, yang juga telah merusak semua alat
pelayaran dari kapal ‘Titanic’ “.

No comments:

Post a Comment