Wednesday 18 August 2010

Sejarah Hakim Bao Yang Melegenda

Bao Zheng (999-1062) adalah seorang hakim dan negarawan
terkenal pada jaman Dinasti Song Utara. Karena
kejujurannya dia mendapat julukan Bao Qingtian yang berarti
Bao si langit biru, sebuah nama pujian bagi pejabat bersih.
Musuh-musuhnya menjulukinya Bao Heizi yang artinya si
hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren. Bao dilahirkan dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang
Hefei, provinsi Anhui). Kehidupan awalnya banyak
mempengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun
hidup pas-pasan, namun masih sanggup menyekolahkannya
dengan baik. Ketika sedang mengandungnya, ibunya sering
turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya dia banyak berteman dengan rakyat jelata
sehingga dia mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal
ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk
menegakkan keadilan dan kejujuran. Orang yang
berpengaruh besar pada kehidupannya adalah Liu Yun,
seorang pejabat kehakiman di Luzhou, seorang pejabat yang ahli dalam puisi dan literatur serta adil dan membenci
kejahatan. Dia juga seorang yang menghargai intelektual dan
bakat Bao. Di bawah pengaruh Liu, Bao bertekad untuk
memberikan kesetiaannya terhadap kerajaan dan cintanya
pada negara dan rakyat. Pada usia 29 tahun, dia lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi
dibawah pengujian langsung dari kaisar hingga menyandang
gelar Jinshi. Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang
mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk
menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao
diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang. Namun dia mengundurkan diri tak lama kemudian
karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung
untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah
selama sepuluh tahun. Baru setelah kematian orang tuanya,
dia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai
pejabat kehakiman Provinsi Tianchang. Ketika itu dia telah berumur 40 tahun. Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan
berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya
membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song
Renzong yang mempromosikannya dan memberikannya
jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang
Kaifeng), ibukota Dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi
diantara pejabat pemerintahan saat itu. Dia menegakkan
keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang
lebih tinggi darinya bila itu tidak benar termasuk pada Guru
Besar Pang, ayah mertua kaisar yang merangkap guru besar
yang membimbing putra mahkota sehingga Pang sangat menganggap Bao sebagai musuhnya. Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak
dia memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari
30 orang pejabat tinggi termasuk beberapa mentri telah
dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan
korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain-lain. Dia sangat
berpegang teguh pada pendiriannya dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran. Enam kali dia
melaporkan pada kaisar dan memintanya agar memecat
pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas
kerajaan, tujuh kali untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi
lain yang kepercayaan kaisar, bahkan dia pernah beberapa
kali membujuk kaisar untuk memecat perdana mentri Song Yang. Dalam kapasitasnya sebagai juru sensor kerajaan dia
selalu sukses meyakinkan kaisar tanpa membawa kesulitan
bagi dirinya, padahal dalam sejarah banyak juru sensor telah
mengalami nasib yang buruk, seperti misalnya Sima Qian,
sejarawan dan filsuf Dinasti Han yang dikebiri karena Kaisar
Han Wudi tidak bisa menerima pendapatnya. Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman kaisar
yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran
ke delapan (Ba Wang Ye). Di kalangan rakyat, Bao Zheng
dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan
segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga
mampu membedakan mana yang benar dan yang salah. Baginya siapapun termasuk kerabat dekat kaisar sekalipun
harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan
pelanggaran. Bao meninggal tahun 1062 dan dimakamkan di
makam keluarganya di Hefei, di kota itu juga dibangun kuil
untuk mengenangnya. http://chineseroleplaying.com/w/images/thumb/b/bd/Baozhe Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah
Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan
dalam opera dan drama, kebanyakan kisah-kisah ini
didramatisasi. Dalam opera biasanya dia digambarkan
sebagai pria berjenggot dengan wajah hitam dan tanda lahir
berbentuk bulan sabit di dahinya (beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka ketika dia memberi
hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan
baktinya). Disebutkan juga bahwa kaisar menganugerahi Bao tiga
gilotin (alat penggal) dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga
gilotin itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan
untuk menghukum orang sesuai statusnya. Guilotine kepala
anjing untuk menghukum rakyat jelata, kepala macan untuk
menghukum pejabat korup, dan kepala naga untuk menghukum bangsawan jahat. Dia juga dianugerahi tongkat
emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum
kaisar sendiri bila bersalah dan pedang pusaka kerajaan
sebagai tanda berhak untuk menghukum siapapun termasuk
anggota kerajaan tanpa melapor atau mendapat persetujuan
dulu dari kaisar. Dalam tugasnya dia dibantu oleh enam deputinya yaitu polisi Zhan Zhao, sekretaris Gongsun Zhi, dan
empat pengawal Wang Chao, Ma Han, Zhang Long, dan Zhao
Hu. Selain itu juga lima pendekar dari dunia persilatan yang
dijuluki lima pendekar tikus. Keduabelas orang ini disebut
“tujuh pendekar lima ksatria”

No comments:

Post a Comment